Skip to main content

Pak De dan Gojeknya. Ojek Online vs Ojek Pangkalan

Beberapa bulan terakhir ramai perbincangan soal ojek online dan ojek pangkalan. Penumpang yang mulai beralih menggunakan ojek online mulai membuat ojek pangkalan resah.

Saya pun beberapa kali sudah menggunakan jasa ojek online. Tarif yang pasti dan jaminan keamanan berkendara menjadi pertimbangan saya menggunakan ojek online. 

Driver gojek yang saya tumpangi sebut saja Pak De. Pak De merupakan salah satu driver Gojek yang merasakan peningkatan penghasilan. 

"Sejak gabung gojek, saya bisa beli beras sekarung, Mas. Biasanya cuma kiloan," ujar Pak De dengan sumringah. 

Penghasilan dari Gojek sangat berarti bagi Pak De dan keluarganya. Beliau bangga ketika dia kini bisa membayar uang sekolah dan kuliah anaknya tanpa menunggak. 

"Saya ingin berterima kasih sama pemilik Gojek," tambah Pak De. 

Berbeda dengan ojek pangkalan yang di beberapa lokasi menentang keberadaan gojek dengan memasang spanduk larangan mengambil penumpang di lokasi mereka mangkal. 

Sejak keberadaan Gojek, beberapa ojek pangkalan merasa terancam penghasilannya akan berkurang. Terlebih lagi di beberapa pangkalan harus membayar sejumlah uang tertentu untuk bisa jadi pengojek di pangkalan tersebut. 

Pak De menyayangkan sikap beberapa rekannya yang menolak kehadiran ojek online. Pak De berharap rekan-rekan driver ojek pangkalan bisa membuka diri terhadap ojek online. 

Memang sulit untuk mengubah sesuatu yang sudah ada sejak lama. Keberadaan ojek online dapat mengancam sebuah eksistensi sistem perojekan yang sudah ada. 

Lebih jauh lagi, apakah keberadaan ojek online akan mengubah peta transportasi di Indonesia?


Comments