![]() |
maikhsani docs. |
Minggu pagi lari pagi di GSP, lanjut cari sarapan di Sunmor, siang ngumpul di kosan temen, malem nonton konser yang ga ada abisnya atau sekedar nikmatin malam di burjo-burjo. Meskipun memiliki kota yang relatif lebih kecil, tapi ga ada habisnya untuk dinikmati.
Buat temen-temen yang heran sama gue kenapa sampe segitunya sama Jogja, gue selalu bilang, "Buat kenal sama Jogja, ga cukup cuma jadi turis seminggu, Lo harus ngerasain tinggal di Jogja." Beneran, kalo cuma sekedar jadi turis, ga akan cukup buat nikmatin Jogja dengan segala keistimewaannya. Coba rasain sensasi tinggal di Jogja, pasti kalian bakal jatuh hati sama kota ini.
Kata-kata di bawah ini gue copas dari status temen gue di medsos. Semoga berkenan. :)
Banyak orang tak habis pikir kenapa kita yang pernah tinggal di Jogja bisa begitu mencintai kota ini. "Fanatik amat deh," kata mereka, setengah becanda. Tapi mereka tidak mengerti. Ketika kamu membicarakan Jogja, yang kamu maksudkan bukan cuma Malioboro, Tugu atau Gudeg. Yang terbersit merindukan masa dimana teman-temanmu dan kamu saling becanda, naif, dan muda. Kota Jogja bukan cuma bangunan atau jalan-jalan yang ada di dalamnya. Lebih dari itu, Jogja adalah kehidupan para warganya. Bagaimana bisa kamu tidak mencintai tempat yang begitu memanusiakan penduduknya.
Kla Project-Yogyakarta (Legendary Song)
Pulang ke kotamu, ada setangkup haru dalam rindu
Masih seperti dulu
Tiap sudut menyapaku bersahabat penuh selaksa makna
Terhanyut aku akan nostalgi saat kita sering luangkan waktu
Nikmati bersama suasana Jogja
Di persimpangan, langkahku terhenti
Ramai kaki lima menjajakan sajian khas berselera
Orang duduk bersila
Musisi jalanan mulai beraksi seiring laraku kehilanganmu
Merintih sendiri, di tengah deru kotamu
(Walau kini kau t’lah tiada tak kembali) Oh…
(Namun kotamu hadirkan senyummu abadi)
(Izinkanlah aku untuk s’lalu pulang lagi)
(Bila hati mulai sepi tanpa terobati) Oh… Tak terobati
Musisi jalanan mulai beraksi, oh…
Merintih sendiri, di tengah deru, hey…
Walau kini kau t’lah tiada tak kembali
Namun kotamu hadirkan senyummu abadi
Izinkanlah aku untuk s’lalu pulang lagi
(untuk s’lalu pulang lagi)
Bila hati mulai sepi tanpa terobati, oh…
(Walau kini kau t’lah tiada tak kembali)
Tak kembali…
(Namun kotamu hadirkan senyummu abadi)
Namun kotamu hadirkan senyummu yang, yang abadi
(Izinkanlah aku untuk s’lalu pulang lagi)
Izinkanlah untuk s’lalu, selalu pulang lagi
(Bila hati mulai sepi tanpa terobati)
Bila hati mulai sepi tanpa terobati
Walau kini engkau telah tiada (tak kembali) tak kembali
Namun kotamu hadirkan senyummu (abadi)
Senyummu abadi, abadi…
Comments
Post a Comment