![]() |
His Story? or History? |
Karena memang untuk mendapatkan kisah sejarah yang obyektif sangat lah sulit. Biasanya kisah-kisah sejarah sudah dicampur dengan beberapa nilai-nilai yang dianggap pihak "pemenang" tadi bisa menambah heroik suatu kisah sejarah. Lalu bagaimana kita dapat menilai suatu peristiwa merupakan pandangan obyektif dari sejarawan?
Misal pada suatu peristiwa X melakukan pemboman di salah satu kedutaan negara sahabat di Jakarta. Fokuslah pada fakta. Fakta 1, X melakukan pemboman. Fakta 2, Tindakan tersebut mengakibatkan Y. Fakta 3, Konsekuensi dari tindakan tersebut Z. Segala macam cerita apakah ia seorang ekstremis atau tindakan tersebut baik atau buruk adalah opini.
EH Carrs, dalam bukunya "What is History?" menyebutkan bahwa sejarah membutuhkan seleksi dan keteraturan dari fakta-fakta masa lalu yang bersandar pada prinsip atau norma yang diterima sejarawan termasuk berbagai penafsirannya. Sehingga, tanpa konteks pada masa itu dan interpretasi sejarawan, suatu peristiwa sejarah tidak dapat ditulis utuh.
Untuk membedakan fakta sejarah (obyektivitas) dan opini (subyektivitas) suatu informasi sejarah, Norman Hampson dalam Subjectivity and Objectivity in History menyebutkan bahwa informasi obyektif dapat diuji dan memiliki keterkaitan informasi yang konsisten terhadap peristiwa lain, sedangkan informasi subyektif biasanya berisi pernyataan penghakiman, asumsi, kecurigaan atau rumor yang sering bertolak belakang dengan fakta sejarah lain.
Gimana? Udah Pusing? Jadi kalo begini apakah sejarah itu termasuk science?
Science merupakan sebuah observasi dari realitas yang sesuai dengan keteraturan dari realitas tersebut. Dengan pemahaman ini, nilai-nilai atau norma-norma yang dipercaya oleh sejarawan menjadi tidak relevan. Kemudian pendapat yang kedua menyebutkan kejadian-kejadian yang melibatkan manusia harus dibedakan dengan kejadian-kejadian alam. Kejadian alam dapat dipahami dari luar, sedangkan kejadian yang melibatkan manusia memiliki pemahaman yang harus dilihat secara lebih mendalam dengan melibatkan perasaan atau kondisi mental aktor-aktornya. Dengan demikian, peristiwa sejarah merupakan peristiwa yang melekat secara subyektif.
Dari pemaparan di atas, dapat kita simpulkan bahwa peristiwa sejarah memang tidak bisa dilepaskan dari bagaimana sejarawan memposisikan diri pada suatu peristiwa. Kepercayaan, kondisi lingkungan sosial dan norma-norma yang berlaku umum sangat menentukan bagaimana sejarah diceritakan. Tidak berlebihan jika kita menyebutkan bahwa sejarah adalah kisah para pemenang.
Lalu bagaimana cara kita menilai suatu kisah sejarah dengan obyektif. Cara yang paling mudah adalah fokus pada fakta sejarah. Hindari beropini, berpeganglah pada fakta-fakta sejarah. Pelajari latar belakang penulis sejarah tersebut dan cari berbagai sudut pandang lain, kemudian nilailah sesuatu kejadian sejarah berdasarkan fakta sejarah yang di dapat.
Duh, udah lama ga nulis yang serius gini di blog. Mudah2an dapat mencerahkan dan memberikan wawasan baru yang bermanfaat. Stay healthy guys.
Comments
Post a Comment