Skip to main content

Seed leaf

Tonbi
Memang dari dulu dorama Jepang selalu jadi favorit gue. Episode singkat (rata2 12 eps), jalan cerita to the point, value worth, dll deh istimewanya dorama jepang.

Ceritanya beragam dan membuka wawasan. Karena dorama jepang ga cuma urusan keluarga atau rebutan warisan aja, tp segala macam cerita, ekonomi, politik, teknologi, dll. 

Pokoknya keren deh!
Udah lama vakum dari nonton dorama, beberapa hari ini gue memutuskan utk mulai nonton lagi. Dorama yg gue pilih adalah Tonbi, yg rilis di tahun 2013 dan meraih the best dorama 2013. 

Gue baru nonton sebagian sampe eps 6. Yang gue salut adalah, di tiap episode nya berhasil bikin mata gue berkaca2. Jadi dorama ini emang bergenre kazoku (family) jd ceritanya ringan. 

Anyway, singkat cerita. Gue tertarik sama quote yg diucapkan oleh Taeko, salah satu cast: 
"Seed leaf is the first leaf of a seedling, but it can't be there to see the flowers bloom. It withers. It's there first, working hard to help the plant sprout, but it's unable to watch it until it's fully grown. Without remembering the care it received, without any expression of gratitude, the flower keeps growing. Parent and child are... perhaps like that too sometimes."
Dalem ga tuh. 

mungkin secara budaya dan agama di Indonesia tidak selamanya ungkapan itu berlaku. Tapi jika kita mau jujur, mungkin sebenarnya memang itu yang terjadi. Ketika masih kecil, orang tua kita selalu ada untuk kita. Apapun yang kita inginkan selalu didengarkan oleh mereka. Itu semata-mata dilakukan agar kita bisa tumbuh dan sukses dengan cara kita masing-masing. Ketika sudah tumbuh dan dewasa, kita bisa memenuhi kebutuhan kita sendiri. Peran yang telah dilakukan oleh orang tua telah selesai. 

Entah apakah orang tua masih ada ketika "bunga" dalam diri kita bermekaran atau telah tiada, kita harus tetap tumbuh dan berbunga. Agar pengorbanan orang tua (seed leaf) tidak sia-sia dalam upayanya menumbuhkan bunga dari dalam diri kita.









Comments